Balalala

Bukan postingan puisi. Bukan keluh kesah. Hanya pengen membagi sedikit kegelisahan dalam hati.

.
.
.
.
.
.
.
.


Beberapa pekan belakangan ini mungkin hidup gw rasanya yaa cukup berwarna warni, mulai dari abu-abu, pink, merah, ijo, biru sampe hitam pekat dah kealami rasanya

Mulai dari jatuh sampe ngerasa hidup terlalu monoton dan membosankan, sampe sakit perut akut ngerasa kek deket banget sama kematian, kemudian mulai kerasa kehilangan passion dan hobi gw dalam berfutsal, struggling dalam ngerjain kerjaan, hingga akhirnya balik sehat, nemuin keseruan seruan baru dalam putugrapi, daan merasa senang kembali dengan hobi dan pesyen me saat ini





not gonna lie 2019 started quiet well and it went downhill since then




Gw merasa sedikit kecewa dengan sejumlah keputusan yang gw buat dalam hydup yang yeee gimana yak. HARUSNYA GW UDAH GA GINI LAGI LOH

Gw merasa banyak hal hal remeh yang apa yah, sebenernya gw tau gaboleh gw lakukan, tapi gw lakukan dan hal hal kecil gini akhirnya jadi buat masalah besar dann akhirnye ya jadi masalah besar dalam hidup gw.

Hal paling kecil tu yaaa kek jaga pola makan gituu, karena ngerasa dah sehat akhirnya cheat day sehari terus sehari terus sehari lagi dan terus ae sampe setaun, yeu mamamia lezatos


Gw seperti kehilangan inspirasi dan mimpi, kerasa mentok aja gatau apa yang harus gw kembangkan, apa yang harus gw lakukan dan apa yang harus gw raih.

.
.
.
.
.
.
.
.


Fortunately inspiration can come out of nowhere.




Siang itu gw lagi buka buka IG dan tanpa sengaja gw ngeliat postingan salah satu temen gw di IG dengan judul cerita tentang sempak Kampak kayu, yang menceritakan seorang tukang kampak yang digaji tukang kayu buat nebangin pohon gitu buat kerjaan doi, ceritanya tuh pokoknya si tukang kampak itu digaji mahal gitu dah kemudian



hari pertama dia bisa nebang 18 pohon
hari kedua 15
hari ketiga 4
hari keempat dibegal tetangga dan mang Oding



nggak, gak gitu ceritanya


tapi yaaa inti ceritanya adalah performa si tukang kampak itu memburuk setiap harinya dan saat ditelusuri masalahnya, muncullah masalah bahwa


Tukang kampak itu hanya sibuk bekerja mengejar produktivitas tanpa memperhatikan bahwa kampaknya itu semakin menumpul setiap harinya.




So he needs to hone his axe regularly to maintain his performances



dan itu lah yang membuat gw resah kali yak karena gw merasa seneng aja dapet job putu2 banyak tapi sebenernya gw belom kerasa puas dengan hasil hasilnya


Mungkin sejumlah kesibukan gw dalam berkulyah, mengajar, dan menugas membuat gw gagal meluangkan waktu untuk meningkatkan kualitas dari diri gw sebagai seorang fotografer, videografer, futsaller atau malah mungkin sebagai manusia.


Hal hal yang gw lakukan lebih menjurus ke marketing, marketing, dan marketing, Membungkus ke-medioker-an dengan bungkus emas, seolah olah gw sangat wow padahal mah yaa b ae dah sia




Menyadari hal tersebut gw pun yaa akhirnya nyoba nyoba di waktu senggang gw  untuk mengembangkan tone tone baru yang mungkin bisam mengembangkan kualiti dari foto gua, entah nyontek dari IG, cari cari preset gratis terus edit sendiri, sampe mulai sendiri pae feeling dah nyobain kira kira kek mana tu warna yang cucok


keknya kalo lw buka lightroom mobile gua isinya dah sampe 100an kali preset gagal-berhasil waakakakak



dan di waktu senggang juga akhirnya gw dah mulei jogging lagi, kemudian ngikut latian sama klub karena kalo latian sendiri kaga pernah maksimal dah

kira kira sih begitu


but but you get my point

Ada hal yang memang benar benar bagus, dan ada yang "dikemas" dengan bagus
kesempurnaan mungkin tidak ada, tapi untuk mendapatkan yang terbaik kita harus mengejar kesempurnaan.

Marketing perlu, tapi kualitas dari outputnya lah yang menjadi penentu


I learn from the past, and from other people too, that these kind of  thing won't last long




dalam jangka pendek "marketing" mungkin akan  berfungsi, tapi tidak dalam jangka panjang karena pada akhirnya manusia pun akan pintar dan menyadari mana yang benar benar bagus dan mana yang hanya keliatan bagus


Maka, akhirnya gw pun meluangkan waktu waktu "me-time" gw, memaksa diri gw untuk lebih aktif dan lebih bersosialisasi lagi dengan manusia untuk merasakan bagaimana menjadi manusia yang benar, bagaimana menjadi seorang seniman yang benar

belajar lagi, nyontek lagi, belajar lagi, sampe akhirnya gw bakal menemukan "preset aing 01"


.
.
.
.
.
.
.
.

dengan berakhirnya hari ini berarti sudah sekitar sebulanan lah gw dalam masa "bounce back"


In the past month I felt lost in touch with my camera, with people in my frame and I believe it is  because I didn't understand human enough to fit it into my pictures. 



I simply didn't put my soul on every picture, just like when i put my soul into every writing I made




Yea itulah kenapa gw gak bisa, atau mungkin gak boleh meninggalkan dunia tulis menulis



karena gw selalu yakin setiap tulisan yang gw buat akan selalu ada jiwa yang gw tiupkan di dalamnya







Just like the tree chopper that need to hone his axe regularly


I need to hone my humanity regularly too


by writing everything that stuck in my head


and blow a soul through


And let the magic do flow through each sentences till the end

.
.
.
.
.
.
.
.

Kind of cringe, or maybe just a mid-20 existential crisis?












Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut